Kebanyakan orang terbayang NSA saat mereka memikirkan pengawasan massal. Faktanya, hampir setiap negara memiliki badan intelijen sinyal (SIGINT) sendiri.
Badan-badan intelijen ini memusatkan perhatian pada penegakan hukum, pengumpulan data, dan kontra intelijen dengan mencegat sinyal elektronik dan komunikasi online. Terlebih lagi, mereka sering saling bekerja sama.
Aliansi Five Eyes, Nine Eyes, dan Fourteen Eyes adalah tiga dari beberapa perjanjian intelijen internasional paling penting yang melakukan pengawasan terkoordinasi semacam ini. Aliansi tersebut juga merupakan yurisdiksi VPN terburuk dalam hal privasi.

Berikut ini daftar entitas pengawasan global utama yang patut Anda ketahui:
1. Aliansi Five Eyes

Negara yang tergabung di Five Eyes, antara lain AS, Inggris Raya, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Perjanjian berbagi intelijen ini dapat dirunut kembali ke PD II dan Perjanjian UKUSA, yang awalnya dirancang sebagai kemitraan antara Amerika Serikat dan Inggris Raya.
Selama beberapa dekade terakhir, anggota dan jangkauan perjanjiannya semakin berkembang. Negara anggota, yang dikenal sebagai Aliansi Five Eyes, kini bekerja sama dalam mengumpulkan, menganalisis, dan saling berbagi intelijen baik di dalam negeri maupun internasional.
Namun, dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden mengungkapkan bahwa negara Five Eyes saling memantau warga negaranya masing-masing dan saling berbagi intelijen—meskipun negara-negara tersebut telah sepakat supaya tidak saling memata-matai sebagai musuh.
Selain itu, negara Five Eyes juga bekerja sama dalam mengirimkan dan memberlakukan pemberitahuan penyimpanan data. Dengan kata lain, satu negara dapat menekan negara lain untuk menyerahkan catatan log pengguna VPN yang berada dalam yurisdiksinya.
Jadi, tidak heran jika banyak di antara negara Five Eyes yang termasuk dalam pelanggar privasi digital terburuk.
Berikut beberapa contoh negara Five Eyes dan undang-undang antiprivasinya:
- Inggris Raya. Pemerintah Inggris Raya mengesahkan Investigatory Powers Act pada tahun 2016, yang memaksa ISP dan perusahaan telekomunikasi Inggris Raya untuk mencatat aktivitas penelusuran, log koneksi, dan pesan pengguna. Data ini disimpan selama 12 bulan dan tersedia untuk lembaga pemerintah Inggris Raya serta pihak ketiga tanpa mensyaratkan surat perintah.
- Amerika Serikat. Pemerintah AS adalah pemimpin global dalam hal pengawasan massal dan pengumpulan data. Dalam hal ini, pihak berwenang mendapatkan bantuan dari perusahaan telekomunikasi, perusahaan teknologi, dan ISP, sebagaimana terlihat dalam program PRISM. Pada tahun 2006, terungkap bahwa pemerintah AS melakukan pengawasan tanpa surat perintah terhadap warganya dengan menyadap semua lalu lintas yang ditransmisikan melalui backbone internet AT&T. Per Maret 2017, ISP AS juga berwewenang untuk mencatat log aktivitas pengguna dan menjual informasi ini demi mendapatkan keuntungan.
- Australia. Australia telah menerapkan undang-undang pengumpulan data yang mirip dengan Inggris Raya. Undang-undang tersebut memaksa ISP untuk memantau dan mencatat metadata pengguna. Data ini disimpan selama dua tahun dan dapat diakses oleh pihak berwenang tanpa surat perintah. Polisi juga dapat memaksa perusahaan untuk memberikan akses ke pesan terenkripsi tanpa sepengetahuan pengguna.
Jika Anda khawatir akan privasi saat menggunakan VPN, negara Five Eyes dianggap sebagai yurisdiksi VPN terburuk.
Sistem Pengawasan ECHELON
Negara Five Eyes menggunakan ECHELON, yakni jaringan stasiun mata-mata yang dirancang untuk pengawasan global dan pengumpulan data.
ECHELON mampu mencegat data yang dikirimkan melalui telepon, faks, dan komputer. Stasiun ECHELON juga dapat melacak rekening bank dan bahkan mencegat data yang dikirim ke dan dari relai satelit. Semua data ini disimpan di basis data ekstensif yang mampu menyimpan jutaan catatan tentang individu.
Meskipun bukti sudah semakin bertambah selama hampir 30 tahun, AS masih menyangkal keberadaan ECHELON, sedangkan pemerintah Inggris Raya selalu mengelak.
Terlepas dari penyangkalan ini, berbagai pelapor telah mengonfirmasi kebenarannya dengan mendokumentasikan aspek tertentu proyek ECHELON.
2. Aliansi Nine Eyes

Aliansi Nine Eyes merupakan perluasan dari Aliansi Five Eyes. Aliansi ini terdiri atas sekelompok negara yang lebih besar yang juga bekerja sama untuk berbagi intelijen. Aliansi ini meliputi semua negara Five Eyes, ditambah Prancis, Denmark, Norwegia, dan Belanda.
Keberadaan Aliansi Nine Eyes menjadi terkenal setelah diungkapkan oleh Edward Snowden pada 2013. Pada dasarnya, aliansi Nine Eyes merupakan perluasan dari perjanjian Five Eyes yang bekerja sama untuk mengumpulkan dan mendistribusikan data pengawasan massal.
Keempat negara tambahan ini masih bekerja sama satu sama lain—juga dengan kelima negara dalam aliansi awal—meskipun tidak memiliki program pengawasan domestik seluas AS, Inggris, atau Australia.
Aliansi Nine Eyes merupakan pengaturan antarentitas SIGINT dan tidak diresmikan oleh perjanjian formal apa pun.
3. Aliansi Fourteen Eyes

Aliansi Fourteen Eyes mencakup semua anggota aliansi Nine Eyes serta Jerman, Belgia, Italia, Swedia, dan Spanyol.
Nama resmi dari aliansi Fourteen Eyes adalah SIGINT Seniors of Europe (SSEUR), yang sudah ada dalam berbagai bentuk sejak tahun 1982. Dulu dirancang untuk pertukaran intelijen militer, aliansi ini kini diperluas hingga mencakup informasi pengawasan terhadap warga biasa.
Pertemuan SIGINT Seniors diadakan setiap tahun dan dihadiri oleh para pimpinan badan SIGINT termasuk BND, NSA, DGSE, GCHQ, dan lainnya. Pertemuan ini memberikan wadah bagi para pimpinan intelijen global untuk membahas kerja sama dan pengembangan.
The SIGINT Seniors of the Pacific merupakan entitas serupa yang didirikan pada tahun 2005. Negara anggotanya mencakup semua negara Five Eyes serta India, Prancis, Singapura, Thailand, dan Korea Selatan.
Negara terkemuka lainnya termasuk Israel dan Jepang juga diyakini bekerja sama dengan aliansi Fourteen Eyes dan NSA.
4. Uni Eropa (UE)

Uni Eropa adalah sekumpulan negara Eropa yang berdaulat. UE merupakan salah satu serikat politik dan ekonomi terbesar dan paling kuat di dunia serta bermasalah dalam hal pengawasan dan privasi data.
Meskipun kebijakan kerja sama Uni Eropa sama sekali tidak seluas atau se-invasif yang ada di Aliansi Five Eyes, Nine Eyes, dan Fourteen Eyes, negara anggota UE tetap terlibat dalam perjanjian berbagi data.
Aturan ini memiliki beberapa pengecualian. Mahkamah Konstitusi Rumania (CCR) pada tahun 2009 memutuskan bahwa tuntutan UE merupakan pelanggaran terhadap hak privasi warga negara Rumania.
Keputusan ini menjadikan Rumania sebagai surga privasi pengguna yang aman di antara negara UE. Keputusan ini juga membantu menjelaskan mengapa layanan VPN seperti CyberGhost mungkin memilih untuk menjadikan Rumania sebagai basis operasi mereka.
Beberapa negara lebih privat daripada negara lain, tetapi terdapat banyak negara yang bekerja sama dengan Five Eyes atau pihak berwenang SSEUR dan memiliki riwayat berbagi data. Hal ini perlu diingat saat memilih VPN yang berbasis di yurisdiksi UE.
5. Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO)

Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO)—juga dikenal sebagai Pakta Shanghai—merupakan aliansi politik dan ekonomi Eurasia antara Rusia, Tiongkok, Pakistan, India, Kirgistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Tajikistan.
SCO terutama berfokus pada keamanan nasional anggotanya, dan umumnya bekerja dalam memerangi ekstremisme dalam berbagai bentuknya.
Selama beberapa tahun terakhir, kegiatan SCO meluas hingga mencakup peningkatan kerja sama militer, berbagi intelijen, dan kontra terorisme. Besar kemungkinan negara anggota SCO mengumpulkan dan berbagi data dengan cara yang mirip dengan aliansi intelijen Barat.
6. Negara dengan Tingkat Penyensoran Ketat

Negara tertentu melarang penggunaan VPN dan melanggar privasi warganya terlepas dari adanya perjanjian internasional.
Pelanggar terburuk pembatasan internet meliputi Tiongkok, UEA, Turki, Rusia, Oman, Irak, dan Belarus meskipun daftar ini masih jauh dari kata lengkap.
Meskipun kecil kemungkinannya Anda akan menemukan VPN atau server VPN yang berbasis secara fisik di salah satu negara ini, sebaiknya Anda waspada. Kami menemukan banyak VPN yang memiliki hubungan dengan perusahaan Tiongkok yang patut dipertanyakan dalam penyelidikan kami tentang kepemilikan aplikasi VPN gratis oleh Tiongkok.
Yurisdiksi yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah ini—seperti Hong Kong—juga harus dihindari jika Anda khawatir akan privasi data.
Untuk informasi lebih lanjut tentang legalitas VPN dan pembatasan penggunaannya, Anda dapat membaca panduan khusus undang-undang VPN kami.